Prinsip Berdakwah Secara Moderat & Fleksibel

Dalam menyampaikan syariat-syariat Islam yang tujuannya meluruskan orang yang belum mengetahui atau yang biasa disebut dengan dakwah , kita harus membawa pegangan yang paling utama yaitu Al-Quran dan Al-Hadits. Bagi setiap Da’i dan Da’iah haruslah mengetahui segala prinsip apa yang akan di lakukan dalam berdakwah. Dalam berdakwah, sebagai Da’i dan Da’iah haruslah mempunyai sifat yang harus dimiliki setiap Da’i dan Da’iah, diantaranya adalah mempunyai sifat yang Moderat dan Fleksibel. disini saya akan menguraikan prinsip-prinsip dalam berdakwah yang diantaranya mencakup tentang berdakwah secara moderat dan fleksibel.


RUMUSAN MASALAH
1. Hadits-hadits yang menjadi prinsip-prinsip berdakwah secara moderat dan fleksibel.
2. Landasan dari Al Qur’an tentang prinsip berdakwah secara moderat dan fleksibel.


TUJUAN
1. Untuk mengetahui hadith-hadith yang berkaitan dengan prinsip berdakwah secara moderat dan fleksibel.
2. Untuk mengetahui apa sajakah prinsip berdakwah itu.


PEMBAHASAN
"Prinsip Berdakwah Secara Moderat dan Fleksibel"


MODERAT :
1. Selalu menghindarkan perilaku keras memaksa atau pengungkapan dengan cara ekstrem.
2. Cenderung mengarah ke jalan tengah dengan pandangannya yang cukup memadai, dan ia juga mau mempertimbangkan pandangan pihak lain.


FLEKSIBEL :
1. Lentur, mudah mengarah kemanapun jalur yang sedang dihadapi.
2. Luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan orang yg kurang atau sukar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yg masih asing baginya.


Dalil Hadits tentang prinsip Dakwah secara moderat dan fleksibel


"Memberikan Contoh dan Bukti keteladanan sebelum berdakwah"


حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قِيلَ لِأُسَامَةَ
لَوْ أَتَيْتَ فُلَانًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتُرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكَلِّمُهُ فِي السِّرِّ دُونَ أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لَا أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ لِرَجُلٍ أَنْ كَانَ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ بَعْدَ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا وَمَا سَمِعْتَهُ يَقُولُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ
Artinya:
Diceritakan kepada kita Ali, diceritakn kepada kami Sufyan, dari ‘amasy dari abi wa’il dia berkata: telah di ucapkan kepada usamah bahwa Pada hari kiamat kelak, ada seseorang yang dihadapkan (kepada Allah), lLu ia dilemparkan ke dalam neraka. Di neraka ini, isi perut dan ususnya berhamburan keluar. Ia berputar-putar seperti keledai mengelilingi batu penggilingan. Dikatakan kepadanya, : “p yng terjada pada dirimu, padahal dahulu kamu suka memerintahkan kita untuk berbuat kebaikan dan mencegah kita dari keburukan ?” ia menjawab , “memang dahulu aku suka memerintahkan kalian berbuat kebaian, tetapi saya sendiri tidak melaksanakannya, dan saya juga melarang kalian berbuat keburukan, tatapi saya sendiri justru melaksanakannya”.


Urutan sanadnya
عَلِيّ - رَسُولِ اللَّهِ – أَبِي وَائِلٍ – الْأَعْمَشِ - سُفْيَانُ


"Membesarkan hati sebelum menjelaskan"


حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ رَجُلًا اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَآهُ قَالَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ وَبِئْسَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا جَلَسَ تَطَلَّقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطَ إِلَيْهِ فَلَمَّا انْطَلَقَ الرَّجُلُ قَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حِينَ رَأَيْتَ الرَّجُلَ قُلْتَ لَهُ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ تَطَلَّقْتَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطْتَ إِلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ مَتَى عَهِدْتِنِي فَحَّاشًا إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ
Artinya :
Telah menceritakan kapada kami amr bin ’isa, telah menceritakan kepada kami muhammad bin sawa’, telah menceritakan kepada kita rouh bin qosim dari muhammad bin munkadir dari urwah dari aishah bahwa Ada seseorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi SAW. Tatkala laki-laki itu melihat Nabi SAW. Ia mencelakan : ini keluarga yang paling buruk !. ketika laki-laki itutelah duduk, wajah Nabi SAW. Berseri-seri dan membentangkan tangan kepada laki-laki tersebut. Tatkala orang laki-laki itu telah pulang, “Aisyah berkata kepada Nabi SAW. : ya Rosulullah, saat anda melihat laki-laki tadi, anda mangatakan begini-begini. Kemudian wajah anda berseri-seri dan membentangkan tangannya anda untuknya. Rosulullah SAW. Bersabda : “wahai Aisyah, sejak kapan kamu menganggapku sebagai orang yang jahat, sesungguhnya manusia yang paling buruknya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dijauhi orang lain, karena takut akan kejahatannya”.


Urutan sanadnya
رَسُولُ اللَّهِ - عَائِشَةَ - عُرْوَة - مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ - رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ - مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ - عَمْرُو بْنُ عِيسَى


"Memperkenalkan Jenis ilmu sebelum memberikan ilmu"


حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
Artinya :
Telah menceritakan kapada kami ibnu abi umar, Telah menceritakan kapada kami sufyan, dari abdil malik bin umair dari abdi rahman bin abdillah bin mas’ud, dia di ceritakan kepada bapaknya “Semoga Allah SWT. Memberi cahaya-Nya kepada seseorang yang mendengarkan ucapanku, memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya. Betapa banyak orang yang menyampaikan lebih mudah dipahami oleh orang lain. Ada tiga hal yang membuat hati orang islam tidak menjadi dengki : keikhlasan beramal karena Allah, saling menasehati para pemimpin umat islam, tetap pada jamaah orang islam. Karenanya, dakwah itu meliputi semua umat.


Urutannya sanadnya
رَسُولُ اللَّهِ – أَبِيهِ - عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ - عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ – سُفْيَانُ - ابْنُ أَبِي عُمَرَ


"Bertahap dalam pembebanan"


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رُبَّمَا قَالَ وَكِيعٌ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ مُعَاذًا قَالَ
بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَقَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا بِمِثْلِ حَدِيثِ وَكِيعٍ


Artinya :
Telah menceritakan kapada kami abu baker bin abi saybah, dan abu quraib, dan ishaq bin ibrahim semuanya dari waqiq,abu baker berkata Telah menceritakan kapada kamiwakiq dari zakariyabin ishaq, berkata, Telah menceritakan kapada saya yahya din Abdullah bin soyfi, dari abi ma’bad dari ibnu abbas dari muadz bin jabalabu baker berkata ketikawaqi’ berkata dari ibnu abbas dari mu’adz berkata: “sesungguhnya engkau akan datang kepada masyarakat dari kalangan ahli kitab, ajaklah mereka utuk bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW, adalah utusan Allah SWT. Jika meraka mengikuti ajakanmu itu, beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT, mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam kepada mereka,. Jika mereka telah mengikuti perintahmu, beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT. Mewajibkan kepada mereka, sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka, kemudian dibagikan kepada para fakir miskin dari mereka. Jika mereka telah mentaati perintahmu, berhati-hatilah dengan harta mereka yang berharga mereka. Takutlah kamu kepada doa orang yang dianiaya karena tidak ada penghalang antara doa mereka dengan Allah SWT.


Urutannya sanadnya
رَسُولُ اللَّهِ – بَعَثَنِي – مُعَاذًا - ابْنِ عَبَّاسٍ – وَكِيعٌ - أَبُو بَكْرٍ رُبَّمَا - مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ- ابْنِ عَبَّاسٍ- أَبِي مَعْبَدٍ- يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ- زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَقَ – وَكِيعٌ- أَبُو بَكْر- وَكِيعٍ- أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا ٍ


"Memudahkannya, bukan malah menyulitkan"


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
وَقَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ بِمِنًى لِلنَّاسِ يَسْأَلُونَهُ فَجَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَشْعُرْ فَحَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَنْحَرَ فَقَالَ اذْبَحْ وَلَا حَرَجَ ثُمَّ جَاءَهُ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَشْعُرْ فَنَحَرْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ فَقَالَ ارْمِ وَلَا حَرَجَ قَالَ فَمَا سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ قُدِّمَ وَلَا أُخِّرَ إِلَّا قَالَ افْعَلْ وَلَا حَرَجَ


Artinya :
Telah menceritakan kapada kami yahya bin yahya berkata, saya membaca dari malik dari ibnu syihab dari isa bin tolhah bin ubaidillah dari abdillah dari umar bin ash berkata: “Saat haji wada’ Rosulullah SAW, berdiam di Mina. Orang-orang bertanya kepadanya. Ada seorang laki-laki yang datang, lalu bertanya : “Wahai Rosulullah, aku tidak ingat hingga aku sudah mencukur rambut sebelum menyembelih hewan qurban”. “Sembelihlah, tidak masalah”, jawab Nabi SAW. Setelah itu, ada seorang laki-laki yang lain datang, lalu bertanya, “ Wahai Rosulullah, tidak terasa bagiku hingga aku berqurban sebelum melempar jumrah”. Rosulullah SAW, menjawab, “ lemparlah, tidak ada masalah”. Rosulullah SAW, tidak perna di Tanya tentang sesuatu yangdi kerjakan dahulu ayaupun di tunda, kecuali ia berkata, “kerjakan, tidak masalah”.


Urutannya sanadnya
رَسُولُ اللَّهِ- عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ- عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ- ابْنِ شِهَابٍ- مَالِكٍ- يَحْيَى بْنُ يَحْيَى


"Masalah yang pokok sebelum yang kecil"


حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْرٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
نُهِينَا أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ فَكَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ يَجِيءَ الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ الْعَاقِلُ فَيَسْأَلَهُ وَنَحْنُ نَسْمَعُ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَتَانَا رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللَّهَ أَرْسَلَكَ قَالَ صَدَقَ قَالَ فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَمَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ وَجَعَلَ فِيهَا مَا جَعَلَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ وَخَلَقَ الْأَرْضَ وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ آللَّهُ أَرْسَلَكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِنَا وَلَيْلَتِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقَ قَالَ ثُمَّ وَلَّى قَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُنَّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ صَدَقَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ قَالَ قَالَ أَنَسٌ كُنَّا نُهِينَا فِي الْقُرْآنِ أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِهِ
Artinya :
Telah menceritakan kapada saya, amr bin Muhammad bin bukair naqid, Telah menceritakan kapada kami hasim bin qosim abu nadhr Telah menceritakan kapada kamisulaiman bin mughiroh, dari tsabit dari anas bin malik berkata: "Kami di larang untuk menanyakan sesuatu kepada Rosulullah SAW, hingga muncul seorang laki-lakicerdas dari masyarakat pedalaman yang membuat kita terpesona. Laki-laki itu bertanya kepada Rosulullah SAW, sementara kami mendengarkannya, laki-laki itu datang dari masyarakat pedalaman. Ia berkata, "Hai Muhammad, utusan anda telah datang kepada kami. Ia memberitahukan kepada kami bahwa anda benar-benar di jadikan oleh Allah SWT sebagai Rosul-Nya". "Benar"., jawab Nabi SAW. "Siapakah yang menciptakan langit?" "Allah". "Siapakah yang menciptakan bumi?" "Allah" "Siapakah yang menegakkan Gunung-gunung ini dan menjadikan apa yag ada di dalamnya?". "Allah". "Demi dzat yang menciptakan langit dan bumi serta menegakkan gunung-gunung ini, apakah Allah yang mengutusmu?". "Ya". "Utusan anda menegaskan bahwa Anda telah mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam?". "benar". Demi Dzat yang mengutus anda,Apakah Allah memerintahkan hal ini kepada Allah?". "Ya". "Utusan anda menjelaskan, bahwa kami di wajibkan membayar zakat dalam harta kami?". "Benar". "Demi Dzat yang mengutus anda, Apakah Allah memerintahkan hal ini kepada anda?". "Ya". "Utusan anda menjelaskan, bahwa kami di wajibkan berpuasa bulan Ramadhan dalam tahun kami?". "Benar". Demi Dzat yang mengutus anda, Apakah Allah memerintahkan hal ini kepada anda?". "Ya". " Utusan anda menjelaskan, bahwa kami di wajibkan haji ke Baitullah atas orang-orang yang mampu dalam perjalanannya?". "Benar". Laki-laki tersebut kemudian berpaling, "Demi Dzat yang mengutus anda dengan membawa kebenaran, aku tidak menambahkan dan menguranginya?". Katanya Nabi SAW, menjawab, "Jika ia benar, tentu ia akan masuk surga"


Urutannya sanadnya
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – ثَابِتٍ - سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ- هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ - رَسُولَ اللَّهِ
- عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْر


"Membesarkan hati sebelum memberi ancaman"


حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ يَعْلَى إِنَّ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ كَانُوا قَدْ قَتَلُوا وَأَكْثَرُوا وَزَنَوْا وَأَكْثَرُوا فَأَتَوْا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا إِنَّ الَّذِي تَقُولُ وَتَدْعُو إِلَيْهِ لَحَسَنٌ لَوْ تُخْبِرُنَا أَنَّ لِمَا عَمِلْنَا كَفَّارَةً فَنَزَلَ
{ وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ }
وَنَزَلَتْ
{ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ }


Artinya :
Telah menceritakan kapada saya ibrahim bin musadi kabarkan kepada saya hisyam bin yusuf “Betapa orang musrik terdahulu sering membunuh dan banyak berbuat Zina, Mereka datang kepada Rosulullah SAW. Lalu berkata : “Sesungguhnya yang anda katakan dan yang anda dakwahkan itu benar-benar baik. Barangkali anda bisa memberitahu satu perbuatan yang bisa kami lakukan dan menjadi penebus (dosa-dosa kami), kemudian turunlah firman Allah SWT :


Artinya :
Dan juga mereka Yang tidak menyembah sesuatu Yang lain bersama-sama Allah, dan tidak membunuh jiwa Yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali Dengan jalan Yang hak (yang dibenarkan oleh syarak), dan tidak pula berzina; dan sesiapa melakukan Yang demikian, akan mendapat balasan dosanya; (QS Al-Furqan 25:68)


Dan juga firman Allah SWT yang Artinya :
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu Yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana Sesungguhnya Allah mengampunkan Segala dosa; Sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (QS Az-Zumar 39:53)


Urutannya sanadnya
رَسُولَ اللَّهِ- أَهْلِ الشِّرْكِ- ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ نَاسًا- سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ ْ- يَعْلَى إِنَّ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ- إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ


"Memberi pemahaman bukan mendekte"


حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ الْأَشْجَعِيُّ عَنْ الثَّوْرِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ الثَّقَفِيِّ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَلْقَمَةَ الْأَنْمَارِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ
لَمَّا نَزَلَتْ
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمْ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً }
قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَرَى دِينَارًا قُلْتُ لَا يُطِيقُونَهُ قَالَ فَنِصْفُ دِينَارٍ قُلْتُ لَا يُطِيقُونَهُ قَالَ فَكَمْ قُلْتُ شَعِيرَةٌ قَالَ إِنَّكَ لَزَهِيدٌ قَالَ فَنَزَلَتْ
{ أَأَشْفَقْتُمْ أَنْ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَاتٍ }
الْآيَةَ قَالَ فَبِي خَفَّفَ اللَّهُ عَنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ
قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَمَعْنَى قَوْلِهِ شَعِيرَةٌ يَعْنِي وَزْنَ شَعِيرَةٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَبُو الْجَعْدِ اسْمُهُ رَافِعٌ
Artinya :
"Ketika turun Firman Allah "Hai orang-orang beriman, apa bila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rosul hendaklah kamu mengeluarkansedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih, jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pegampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al Mujadilah :12) Nabi SAW bersabda kepadaku, " Bagaimana pendapatmu dengan satu dinar?". Aku menjawab, "Mereka tidak mampu". Nabi SAW bertanya, "Bagaimana kalau setengah dinar?". Aku menjawab, "Mereka tidak mampu". Nabi SAW bertanya, "Kalau begitu berapa?". Aku menjawab, "Emas satu biji gandum". Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya engkau orang yang zuhud". Aku berkata, "Kemudian turunlah firman Allah SWT, "Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rosul? Maka jika kamu tiada melakukannya dan Allah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah Shalat, tunaikan zakat, taatlah kepada Allah dan Rosul-rosul-Nya, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al Mujadilah :13). Disebabkan karena aku, Allah SWT memberikan keringanan untuk umat ini".


Urutannya sanadnya
رَسُولِ اللَّهِ- عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ- عَلِيِّ بْنِ عَلْقَمَةَ الْأَنْمَارِيِّ- سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ- عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ الثَّقَفِيِّ- الثَّوْرِيِّ- عُبَيْدُ اللَّهِ الْأَشْجَعِيُّ- يَحْيَى بْنُ آدَمَ- سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ


"Mendidik bukan menelanjangi"


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا زَنَتْ الْأَمَةُ فَتَبَيَّنَ زِنَاهَا فَلْيَجْلِدْهَا وَلَا يُثَرِّبْ ثُمَّ إِنْ زَنَتْ فَلْيَجْلِدْهَا وَلَا يُثَرِّبْ ثُمَّ إِنْ زَنَتْ الثَّالِثَةَ فَلْيَبِعْهَا وَلَوْ بِحَبْلٍ مِنْ شَعَرٍ


Artinya :
Telah menceritakan kapada sayaabdullah bin yusuf Telah menceritakan kapada saya Allaitsu berkata, Telah menceritakan kapada saya "Apabila seorang budak wanita berzina, kemudian terbukti memang berzina, maka cambuklah ia sebagai hukuman, dan jangan ada mencerca, kemudian apabila ia mengulangi untuk yang ke dua kali, maka cambuklah ia dan jangan ada yang mencercanya. Kemudian apabia ia mengulangi perbuatan itu untuk ketiga kali, maka juallah dia meskipun hanya (di tukar) dengan tambang dari rumput".


Urutannya sanadnya
رَسُولِ اللَّهِ- أَبِي هُرَيْرَةَ- أَبِيهِ- سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ- عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ


"Muridnya guru, bukan muridnya buku"


حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ


Artinya:
"Sesungguhnya Allah SWT. tidak mengambil ilmu dengan (cara) mencabut ilmu itu dari manusia. Akan tetapi, Dia mencabut ilmu dengan mencabut (nyawa) para ulama'. Sehingga ketika tidak ada lagiorang yang berilmu, maka manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Ketika mereka ditanya, mereka memberikan fatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan".


Urutan Sanadnya
رَسُولِ اللَّهِ- عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ- هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ- مَالِكٌ- إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ





Dalil Al-Qur'an tentang prinsip Dakwah secara moderat dan fleksibel


Berikan dan Buktikan dulu Contoh keteladanan sebelum berdakwah


dianjurkan dalam Al-Quran yang Artinya :
"Wahai orang-orang Yang beriman! mengapa kamu memperkatakan apa Yang kamu tidak melakukannya! Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu Yang kamu tidak melakukannya." (QS. AS Shaf 61 : 2-3)


Mengikat hati sebelum menjelaskan


"dijelaskan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
Maka Dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu Wahai Muhammad), Engkau telah bersikap lemah-lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan pengikutmu), dan kalaulah Engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari kelilingmu. oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan Yang mereka lakukan terhadapmu), dan pohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermesyuaratlah Dengan mereka Dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu. kemudian apabila Engkau telah berazam (Sesudah bermesyuarat, untuk membuat sesuatu) maka bertawakalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang Yang bertawakal kepadaNya." (Al Imran 3 : 159)


Mengenalkan sebelum memberikan


dalam Al-Qur'an yang Artinya :
Oleh karena itu, maka Tetapkanlah pengetahuanmu dan keyakinanmu (Wahai Muhammad) Bahwa Sesungguhnya tiada Tuhan Yang berhak disembah melainkan Allah, dan mintalah ampun kepadanya bagi salah silap Yang Engkau lakukan, dan bagi dosa-dosa orang-orang Yang beriman - lelaki dan perempuan; dan (ingatlah), Allah mengetahui akan keadaan gerak-geri kamu (di dunia) dan keadaan penetapan kamu (di Akhirat). (QS Muhammad 47 : 19)


Bertahap dalam pembebanan


diterangkan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
Dan orang-orang Yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan Al-Quran itu kepada Muhammad semuanya sekali (dengan sekaligus)?" Al-Quran diturunkan Dengan cara (beransur-ansur) itu kerana Kami hendak menetapkan hatimu (Wahai Muhammad) dengannya, dan Kami nyatakan bacaannya kepadamu Dengan teratur satu persatu.
Dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata-kata Yang ganjil (untuk menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan Yang sebaik-baiknya (untuk menangkis Segala Yang mereka katakan itu). (QS. AL Furqn 25 : 32-33)


Memudahkan, bukan malah menyulitkan


dijelaskan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
(Masa Yang Diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadan Yang padanya diturunkan Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan Yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara Yang benar Dengan Yang salah. oleh itu, sesiapa dari antara kamu Yang menyaksikan anak bulan Ramadan (atau mengetahuinya), maka hendaklah ia berpuasa bulan itu; dan sesiapa Yang sakit atau Dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari Yang ditinggalkan itu pada hari-hari Yang lain. (dengan ketetapan Yang demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), dan supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur. ( QS. Al Baqarah 2 : 185 )


Jelaskan Masalah yang pokok dulu sebelum yang sepele


di terangkan dalam Al-Quran yang Artinya :
Dia lah Yang menurunkan kepadamu (Wahai Muhammad) Kitab suci Al-Quran. sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat "Muhkamaat" (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. dan Yang lain lagi ialah ayat-ayat "Mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). oleh sebab itu (timbulah faham Yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) - adapun orang-orang Yang ada Dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa Yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut Yang disukainya). padahal tidak ada Yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya Yang sebenar) melainkan Allah. dan orang-orang Yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya Dalam ilmu-ilmu ugama, berkata:" Kami beriman kepadaNya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami" dan tiadalah Yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang Yang berfikiran. (QS. Al Imran 3 : 7)


Membesarkan hati sebelum memberi ancaman


dijelaskan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
Wahai orang-orang Yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.
Dan (sebaliknya) orang-orang Yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka, dan (Allah) mensia-siakan amal-amal mereka. (QS. Muhammad 47 : 7-8)


Memberi pemahaman bukan mendikte


di utarakan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
"Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Daud Dengan Nabi Sulaiman, ketika mereka berdua menghukum mengenai tanaman-tanaman semasa ia dirosakkan oleh kambing kaumnya pada waktu malam; dan sememangnya Kamilah Yang memerhati dan mengesahkan hukuman mereka.
Maka Kami beri Nabi Sulaiman memahami hukum Yang lebih tepat bagi masalah itu; dan masing-masing (dari mereka berdua) Kami berikan hikmat kebijaksanaan dan ilmu (yang banyak); dan Kami mudahkan gunung-ganang dan unggas memuji Kami bersama-sama Dengan Nabi Daud; dan adalah Kami berkuasa melakukan semuanya itu. (QS. Al ANbiya' 21 : 78-79)


Mendidik bukan menelanjangi


di utarakan dalam Al-Qur'an yang Artinya :
Dan masuklah bersama-samanya ke penjara dua orang khadam raja. salah seorang di antaranya (bertanya kepada Yusuf dengan) berkata: "Sesungguhnya Aku bermimpi melihat diriku memerah anggur ". dan berkata pula Yang seorang lagi: "Sesungguhnya Aku bermimpi melihat diriku menjunjung roti atas kepalaku, Yang sebahagiannya dimakan oleh burung." (kemudian keduanya berkata): "Terangkanlah kepada Kami akan takbirnya. Sesungguhnya Kami memandangmu: dari orang-orang Yang berbuat kebaikan (untuk umum)".
Yusuf menjawab: "(Aku bukan sahaja dapat menerangkan takbir mimpi kamu itu, bahkan) tidak datang kepada kamu sesuatu makanan Yang diberikan kepada kamu (Tiap-tiap hari Dalam penjara), melainkan Aku juga dapat memberitahu kepada kamu akan nama dan jenisnya, sebelum ia dibawa kepada kamu. Yang demikian itu ialah sebahagian dari apa Yang diajarkan kepadaKu oleh Tuhanku. Dengan sebab itu Aku meninggalkan ugama kaum Yang tidak beriman kepada Allah serta tidak pula percayakan hari akhirat.
"Dan Aku menurut ugama bapa dan datuk nenekku: Ibrahim dan Ishak serta Yaakub. tidaklah sepatutnya kita mempersekutukan sesuatupun Dengan Allah. Mentauhid - mengesakan Allah ialah hasil dari limpah kurnia Allah kepada kita dan kepada umat manusia. tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
"Wahai sahabatku berdua Yang sepenjara, memuja dan menyembah berbilang-bilang Tuhan Yang bercerai-berai itukah Yang lebih baik atau menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa?
Apa Yang kamu sembah, Yang lain dari Allah, hanyalah nama-nama Yang kamu menamakannya, kamu dan datuk nenek kamu, Allah tidak pernah menurunkan sebarang Bukti Yang membenarkannya. sebenarnya hukum (yang menentukan amal ibadat) hanyalah bagi Allah. ia memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan dia. Yang demikian itulah ugama Yang betul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf 12 : 36 - 40)


Menjadi Muridnya Seorang Guru, Bukan Muridnya Sebuah Buku.


Anjurannya Dalam Al-Qur'an yang Artinya :
"Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (Wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki Yang Kami wahyukan kepada mereka (bukan malaikat), maka Bertanyalah (berguru) kamu kepada AhluzZikri jika kamu tidak mengetahui." (QS. Al Anbiya' 21 : 7)


KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Hadits yang berkaitan dengan prinsip berdakwah secara moderat dan fleksibel itu sebagai berikut :


Prinsip Berdakwah Secara Moderat (Mengikat Hati, sebelum menjelaskan).


حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ رَجُلًا اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَآهُ قَالَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ وَبِئْسَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا جَلَسَ تَطَلَّقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطَ إِلَيْهِ فَلَمَّا انْطَلَقَ الرَّجُلُ قَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حِينَ رَأَيْتَ الرَّجُلَ قُلْتَ لَهُ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ تَطَلَّقْتَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطْتَ إِلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ مَتَى عَهِدْتِنِي فَحَّاشًا إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ
Artinya :
Ada seseorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi SAW. Tatkala laki-laki itu melihat Nabi SAW. Ia mencelakan : ini keluarga yang paling buruk !. ketika laki-laki itutelah duduk, wajah Nabi SAW. Berseri-seri dan membentangkan tangan kepada laki-laki tersebut. Tatkala orang laki-laki itu telah pulang, “Aisyah berkata kepada Nabi SAW. : ya Rosulullah, saat anda melihat laki-laki tadi, anda mangatakan begini-begini. Kemudian wajah anda berseri-seri dan membentangkan tangannya anda untuknya. Rosulullah SAW. Bersabda : “wahai Aisyah, sejak kapan kamu menganggapku sebagai orang yang jahat, sesungguhnya manusia yang paling buruknya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dijauhi orang lain, karena takut akan kejahatannya”.


Dari Ayat Al Qur’an yang Artinya :
Maka Dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu Wahai Muhammad), Engkau telah bersikap lemah-lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan pengikutmu), dan kalaulah Engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari kelilingmu. oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan Yang mereka lakukan terhadapmu), dan pohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermesyuaratlah Dengan mereka Dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu. kemudian apabila Engkau telah berazam (Sesudah bermesyuarat, untuk membuat sesuatu) maka bertawakalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang Yang bertawakal kepadaNya. (Al Imran 3 : 159)


Prinsip Berdakwah Secara Fleksibel (Memudahkan, Bukan Menyulitkan).


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
وَقَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ بِمِنًى لِلنَّاسِ يَسْأَلُونَهُ فَجَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَشْعُرْ فَحَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَنْحَرَ فَقَالَ اذْبَحْ وَلَا حَرَجَ ثُمَّ جَاءَهُ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَشْعُرْ فَنَحَرْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ فَقَالَ ارْمِ وَلَا حَرَجَ قَالَ فَمَا سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ قُدِّمَ وَلَا أُخِّرَ إِلَّا قَالَ افْعَلْ وَلَا حَرَجَ


Artinya :
“Saat haji wada’ Rosulullah SAW, berdiam di Mina. Orang-orang bertanya kepadanya. Ada seorang laki-laki yang datang, lalu bertanya : “Wahai Rosulullah, aku tidak ingat hingga aku sudah mencukur rambut sebelum menyembelih hewan qurban”. “Sembelihlah, tidak masalah”, jawab Nabi SAW. Setelah itu, ada seorang laki-laki yang lain datang, lalu bertanya, “ Wahai Rosulullah, tidak terasa bagiku hingga aku berqurban sebelum melempar jumrah”. Rosulullah SAW, menjawab, “ lemparlah, tidak ada masalah”. Rosulullah SAW, tidak perna di Tanya tentang sesuatu yangdi kerjakan dahulu ayaupun di tunda, kecuali ia berkata, “kerjakan, tidak masalah”.


Ayat Dari Al Qura’an yang Artinya :
(Masa Yang Diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadan Yang padanya diturunkan Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan Yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara Yang benar Dengan Yang salah. oleh itu, sesiapa dari antara kamu Yang menyaksikan anak bulan Ramadan (atau mengetahuinya), maka hendaklah ia berpuasa bulan itu; dan sesiapa Yang sakit atau Dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari Yang ditinggalkan itu pada hari-hari Yang lain. (dengan ketetapan Yang demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), dan supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur. ( QS. Al Baqarah 2 : 185 )

SARAN:
Kami berharap seseorang yang akan berdakwah atau menjadi seorang da’i harus memiliki prinsip seperti yang tertulis diatas, karena dengan prinsip tersebut akan mempermudah dalam penyampaian dan dapat di pahami oleh masyarakat awam.
  1. saya lewat tapi baca2 jadi komentar wkwkwkww.

    mmmh pengennya sudah bisa berdakwah tapi apa daya masih belajar :P
    artikelnya saya copy (buat saya pelajari :) bukan dipasang dblog saya)

    BalasHapus