Hakekat Kelahiran dan Kematian

Disetiap renungan tengah malam saya selalu memikir tentang kelahiranku di muka bumi ini, kenapa saya dilahirkan, kenapa Tuhan memilih saya, kenapa kelahiran saya di kota jember, dari seorang petani, dari seorang ibu yang tidak pernah mengenyang dunia pendidikan (SD saja tidak pernah).
Karena kedua orang tua saya beragama Islam, tentu saya juga beragama Islam.
Seumpama saya dilahirkan lewat Presiden Sby dan Ibu Nani Yudhoyono, saya tentu akan menjadi orang yang terkenal dan dihormati (ngayal).
Atau seumpama saya dilahirkan di Israel, tentu saya menjadi orang Yahudi yang taat, dan tentu akan dimusuhi oleh banyak orang.
Hidup ini adalah penderitaan, dari penderitaan dan susah payah itulah akhirnya mencari dan terus mencari kenapa manusia dilahirkan, dan untuk apa?, 

Bukankah Engkau telah menciptakan Malaikat yang selalu ta’at, yang  tidak pernah membantah dan tentu yang selalu beribadah tiada henti pada Mu.
Inilah rahasia : bahwa pada keburukan dan kejahatan manusia masih ada yang Menyembah dan Taat padaMu. Bahwa diantara kemiskinan, kekayaan masih ada yang selalu Ingat padaMu.

Manusia lahir penuh dengan nafsu, dengan nafsu itu timbulah keinginan akan materi dan mempertahankan hidup, dengan nafsu manusia bisa berkembang biak (hehehe), untuk semua itu butuh teknologi. Teknologi itu tidak lepas dari Hukum Tuhan. Dari situ manusia akan berfikir siapa dibalik semua Maha Arsitek Itu. Sampai akhirnya manusia menyadari : bahwa Dialah Tuhan, dialah Allah Yang Maha Besar. Itulah Jalan, Itulah Tempat Kembali. Itulah akhir dari kematian.
Maha suci Allah,  Maha Guruku, Maha Pententu Kelahiran dan kematian. Pemilik Rahasia dan hakekat kelahiran dan kematian.
Belum tentu jalan yang selama ini aku lalui benar, belum tentu prisip yang aku pegang benar, belum tentu kesuksesan yang saya rasakan juga benar.
Satu hal yang saya pegang teguh, dan semoga tidak salah : Bahwa aku hanya nyembah Tuhan Yang Menciptakan diriku, Tuhan Yang Menciptakan Alam semesta ini.
Dan suatu hal yang saya rasakan, bahwa aku sangat bersyukur pada Allah, bahwa cobaan yang diberikan padaku bisa saya lalui tentu berkat PertolonganMu. Tetapi itu tidak seberapa dibanding Nikmat yang diberikan Tuhan pada diriku : begitu melimpah begitu tiada batas, seperti hidup dalam Kelimpahan dan Muzijat. Kau berikan aku Sorga di Dunia, dan semoga setelah mati kelak Kau Hadiahkan aku Surga di Akhirat, Tapi yang lebih dari segalanya jika Engkau memberi kesempatan untuk Bertemu Dengan Mu Ya Tuhan, dalam CintaMu, dalam KaruniaMu, dalam RidhoMu dan dalam Maha Pengasih dan Maha PenyayangMu.
Ya : Engkau adalah TuhanKu, kelahiranku adalah kehendakMU, dan tentu kematianku juga KehendakMu. Diriku dulunya tiada, kemudian ada, dan pada akhirnya kembali tidak ada.  Rasa syukur yang tiada tara aku panjatkan pada Mu, Kekaguman yang tiada batas tentang ke Maha Besar Mu yang sudah pasti tanpa Batas dan Ukuran.
Ya Allah :  Semua adalah milikMu, tetapi keburukan, dosa, salah dan ketidak berdayaan adalah milikku.
Laailaahailallah, Laailaahailallah, Laailaahailallah...