Bersabar dalam “kesempitan”
Baik sekali, Nak. Baik sekali. Karena “…sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka…” (QS [10]:7). Kemari, ayo kemari. Tapi waspadalah karena jalanan berbukit, amat terjal dan berbatu. Jangan kuatir, anak-Ku sayang, Aku akan menuntunmu, jika engkau mau…
Duhai, hamba-Ku. Lihatlah dirimu. Apakah itu yang engkau usung bersama dirimu?
Watung bodoh. Bagaimana mungkin engkau bisa mudah sampai kepada-Ku dengan segala beban-bebanmu? Engkau tak membutuhkan semua itu di perjalanan ini. Mari sini, Nak. Sini, biar Aku leluasakan dirimu barang sedikit dan “…membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka” QS [7]:157.
Wahai, anak yang bodoh, “… boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu…” QS [2]:216. Maka bersabarlah barang sebentar, Nak. Karena “… sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS [2]:155)
Nak, ini semua “…untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu.” (QS [3]:154)
sumber : watung.org