Anemia, Apa Saja Suplemen Dan Vitamin Penambah Darah?
1. Suplemen Zat Besi
Anemia
biasanya mudah diatasi dengan menambah asupan zat besi dari makanan.
Zat besi banyak terkandung dalam daging merah, sayuran berdaun hijau,
buah-buahan dan kacang kering, serta makanan yang diperkaya dengan
nutrisi ini
Namun, dari makanan saja mungkin tidak cukup bagi
orang yang lebih rentan terkena anemia, seperti ibu hamil, remaja dalam
masa menstruasi, dan mereka yang punya penyakit kronis. Mereka juga
memerlukan asupan zat besi tambahan dalam bentuk suplemen.
Dikutip
dari Cleveland Clinic, ada banyak jenis zat besi oral, yaitu pil,
kapsul, tetes, dan tablet. Tujuan dari mengonsumsi suplemen zat besi
oral adalah untuk mengobati gejala anemia dengan meningkatkan kadar zat
besi dan hemoglobin dalam tubuh Anda.
Namun, Anda tak bisa
minum suplemen zat besi tanpa tahu dosis yang tepat. Walaupun berguna
untuk mencegah anemia, suplemen zat besi berbahaya bagi tubuh bila
diminum sembarangan. Ini karena terlalu banyak zat besi dalam tubuh bisa
menjadi racun dalam tubuh.
Konsumsi suplemen zat besi tanpa
anjuran dokter berisiko mengakibatkan overdosis. Dosis satu kali minum
sebesar 10-20 miligram saja sudah dapat menimbulkan gejala keracunan zat
besi seperti mual, muntah, dan sakit perut.
2. Vitamin C
Vitamin
C membantu penyerapan dan penyimpanan zat besi di hati, sehingga
konsumsi suplemen vitamin C dapat membantu menaikkan kadar hemoglobin
karena zat besi tersebut akan diubah menjadi sel darah.
Konsumsi
suplemen vitamin C 25 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga
dua kali lipat, sedangkan konsumsi 250 mg vitamin C dapat meningkatkan
penyerapan zat besi hingga lima kali lipat.
Oleh karena itu, sebaiknya selalu cukupi kebutuhan vitamin C tubuh setiap hari, terutama bagi Anda yang memiliki anemia.
Meski
demikian, asupan vitamin C harian sebenarnya lebih baik berasal dari
makanan segar karena mampu bertahan lebih lama dalam tubuh. Vitamin C
dari suplemen umumnya dapat cepat terbilas lewat urine.
Jika
hendak mengonsumsi vitamin C dari bahan alami, perhatikan proses
memasaknya. Proses memasak yang salah dapat mengurangi hingga 50-80 %
kandungan vitamin C dalam makanan tersebut.
Ketika mengolah
makanan, Anda perlu mengetahui cara yang tepat. Jangan memasak buah dan
sayur yang tinggi vitamin C dalam api yang panas, pastikan suhunya tidak
terlalu panas (low heat) dan tambahkan sedikit air untuk mengurangi
jumlah vitamin C yang terbuang.
Suplemen vitamin C dapat
dikonsumsi bersamaan dengan suplemen zat besi untuk memperbaiki berbagai
jenis anemia. Makanlah makanan tinggi vitamin C bersamaan dengan
makanan tinggi zat besi tanaman untuk meningkatkan penyerapan.
3. Vitamin B12
Vitamin
B12 merupakan vitamin yang larut dalam air dan berperan dalam
pembentukan sel darah merah, metabolisme sel, fungsi saraf, dan produksi
DNA. Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin B12 dengan mengonsumsi
makanan sumber vitamin ini, seperti:
- Unggas
- Daging sapi
- Ikan
- Produk susu
Jika
Anda didiagnosis anemia akibat kekurangan vitamin B12, dokter mungkin
akan merekomendasikan Anda memperbanyak konsumsi makanan di atas. Namun,
dalam beberapa kondisi, Anda membutuhkan suplemen vitamin B12 sebagai
penambah darah. Suplemen vitamin B12 biasanya direkomendasikan untuk ibu
hamil, ibu menyusui, dan vegetarian.
Suplemen vitamin B12
tergolong aman dikonsumsi dengan dosis yang tepat. Mayo Clinic
menyebutkan, orang dewasa direkomendasikan mengonsumsi 2,4 mg suplemen
vitamin B12, tapi dosisnya bisa ditambah, sesuai kondisi Anda.
Terlalu banyak mengonsumsi vitamin B12 dapat mengakibatkan:
- Pusing
- Sakit kepala
- Cemas
- Mual
- Muntah
4. Asam Folat
Asam
folat penting dalam pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan serta
fungsi sel yang sehat. Senyawa yang juga disebut dengan vitamin B9 ini
banyak ditemukan dalam:
- Sayuran hijau
- Kacang-kacangan
- Biji-bijian
- Jeruk
- Lemon
- Pisang
- Melon
- Stroberi
Anda
direkomendasikan mengonsumsi asam folat sebanyak 400 mg, sedangkan
wanita yang merencanakan kehamilan dianjurkan mengonsumsi 400-800 mg
perhari. Jika Anda mengalami anemia akibat kekurangan asam folat, Anda
mungkin bisa mengonsumsi suplemen tambahan sebagai pelengkap pengobatan
anemia.
Konsumsi suplemen vitamin B9 dinyatakan aman. Namun, tetap ada efek samping yang mungkin Anda alami.
Meski tidak selalu, beberapa efek samping asam folat yang mungkin terjadi, antara lain:
- Rasa pahit dalam mulut
- Mual
- Nafsu makan hilang
- Kebingungan
- Mudah marah
- Gangguan pola tidur
Selain itu, suplemen vitamin B9 yang dapat menjadi penambah darah ini mungkin juga akan menimbulkan gejala alergi pada kulit.
Asupan
asam folat yang tinggi dapat mengatasi kekurangan vitamin B12 yang
belum parah. Anda juga dapat mengatasi masalah kekurangan vitamin B12
dan asam folat dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung 100 persen
kebutuhan harian vitamin b12 dan asam folat.
Terima kasih atas informasinya
BalasHapus