Akhiratku, Bekal Apa Yang Kubawa?

Ketika ditanya : "Kamu bawa apa untuk Bekal hidup di Alam Akhirat ?" Jujur saja masih NOL (0) alias KOSONG, Aku belum punya apa-apa yang akan kubawa pulang nanti. Tidak ada sedikitpun yang kurasa pantas kubawa pulang. Aku juga belum merasakan ada sedikit saja sesuatu yang akan kubawa pulang ke Alam Akhirat.


Jika ditanya lagi : "Nanti pulang ke Alam Akhirat bawa Bekal apa ?" Aku selalu bingung, apa yang harus aku bawa ? Hingga detik ini aku tidak bisa merasakan apa itu Pahala ? seperti apa rupa dan rasa Pahala ? sedangkan para alim selalu berkata "Perbanyak Pahala Untuk Bekal Ke Alam Akhirat", Aku sendiri tidak tahu seperti apa itu Pahala.

Permohonanku kepada Yang Maha Kuasa, "Jika memang Pahala itu Ghaib (tidak bisa dilihat mata lahir), Maka berikanlah pengetahuan kepadaku untuk bisa merasakan Pahala." Agar aku tahu betul Bekal apa yang harus aku bawa pulang nanti, setidaknya aku tidak salah membawa Bekal. Karena para alim selalu berkata, "Pulanglah Dengan Membawa Pahala, Jangan Kau Bawa Dosa." Aku tidak tertarik dengan Dosa, karena para alim melarang membawanya. tapi aku tidak tahu sama sekali pembeda apa yang telah aku dapatkan, entah yang kudapatkan itu Pahala atau Dosa ? Aku tidak tahu.. Aku hampa.. tidak merasa.. aku buta.. tidak melihat apa-apa..

Walau tidak bisa merasa, aku juga selalu berusaha mendapatkan Pahala dan berharap bisa merasakannya, ada 1 Pahala Favoritku yang aku pernah mendengar seorang alim berkata, ada 1 perbuatan manusia yang akan dihitung sebagai Pahala, sekalipun dia melakukannya dengan riya, sekalipun dia melakukannya dalam kemaksiatan, sekalipun dia melakukannya tanpa dia sadari, apalagi jika dilakukannya dengan penuh sadar dan kecintaan. 1 perbuatan itu yang akan mengangkat derajatnya di Alam Akhirat nanti, yang akan menyelamatkannya dari kesengsaraan dan derita Alam Akhirat nanti, 1 perbuatan itu adalah Sholawat kepada Rasulullah SAW. Aku berharap dari Sholawat itu sedikit demi sedikit aku memiliki Pahala, Aku berusaha bersikap optimis bisa mengumpulkan Bekal, walaupun sama sekali tidak bisa mengetahui rasa, rupa dan kehadiran Bekal yang sedang Aku kumpulkan.