Waspada!!! Buku Islam Bermasalah


Geliat pertumbuhan buku Islami di republik ini memang pantas diacungi jempol, menurut hasil pantauan saya, jumlah buku-buku bertema Islam laris manis di pasaran. Mulai dari buku anak, novel remaja, hingga tulisan-tulisan ilmiah terpajang di hampir semua gerai buku. Namun itu semua bukanlah hal yang bisa begitu saja dibanggakan. Apa pasal? Bukankah itu pertanda baik bagi kemajuan Islam? Andai buku yang tersedia memang sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah tentu saja jawabannya adalah “ya”. Namun sayang buku-buku yang semula kita kira hadir untuk memajukan Dien Alloh ini malah justru memberikan efek yang sebaliknya. Setidaknya itulah yang saya temui dalam beberapa buku. Tengok saja buku berikut :

Judul : Nabi Muhammad SAW.
Tags : Seri Cinta nabi
Penerbit : PT BIP (Jl. Kebahagiaan no.11A, Jakarta 11140)
Copyright : TIMAS Basim Ticaret Sanayi AS, 2007 Istanbul Turkey


Ilustrasi 'Muhammad Al-Amin'




Saat saya menyodorkan buku di atas kepada beberapa teman penulis nasional lewat salah satu fasilitas jejaring sosial, maka inilah respon mereka :

1. Jonru (penulis, wirausaha, internet marketer, founder situs penulislepas.com, belajarmenulis.com dan ajangkita.com) :
"Ini diambil dari buku apa? Saya kira bukan dari segi layout. Tapi dari teks yang muncul di halaman tersebut, lalu di bawah ada gambar orang seperti itu, akan muncul persepsi kuat bahwa itu gambar Nabi Muhammad. Jadi saya kira, gambar itu sebaiknya diganti saja atau dihilangkan."

2. Ali Muakhir (Penulis, Pemegang Rekor MURI sebagai penulis paling produktif se-Indonesia) :
"Setuju, visual ini bisa dikonotasikan sebagai Nabi Muhammad, kecuali itu gambar anak-anak lagi duduk yangg sedang membayangkan sesuatu (cerita nabi) misalnya, atau sekumpulan anak-anak sedang mendengarkan cerita dari seorang guru; ceritanya jadi lain."

3. Wiwid Prasetyo (Penulis buku "Orang Miskin dilarang Sekolah", Idolaku ya Muhammad saw, dll)
"Jika ini benar Nabi Muhammad akan memunculkan reaksi keras dari umat Islam"

4. Af Idah Salmah (Praktisi buku, Penulis Buku Best Seller "Juz Amma For kids"")
"Seharusnya kita bagi para pekerja buku bisa lebih berhati-hati dalam membuat buku... baik dari segi teks, lay out, maupun ilustrasi...."

Purwanti, Sales Superintendent Gramedia Pandanaran Semarang menyatakan bahwa buku itu sudah ditarik atas himbauan penerbit. Lebih jauh lagi ia jelaskan bahwa awalnya buku Nabi Muhammad SAW ini disediakan sejumlah 30 eksemplar dan laku sebanyak 3 eksemplar, sedangkan 27 eksemplar sisanya ditarik oleh penerbit. 


Saya kemudian menghubungi penerbitnya di Jakarta lewat telephon, dan berhasil tersambung dengan Vidia salah satu redaksi (09:10, Senin Januari 18-2010). Kata Vidia buku ini sekarang sudah ditarik dari pasaran mulai November 2009. Hanya saja untuk langkah apa yang akan ditempuh terkait buku yang sudah terjual/laku pihak penerbit belum tahu akan berbuat apa, bahkan Vidia belum tahu kapan rapat yang diadakan redaksi penerbit tersebut berakhir. Hal ini jelas membuat kasus ini terkatung-katung.

Buku lain yang juga bermasalah

Judul : Aku Suka Sholat
Tags : Seri Muslim Cilik
Penerbit : PT BIP (Jl. Kebahagiaan no.11A, Jakarta 11140)
Copyright : TIMAS Basim Ticaret Sanayi AS, 2007 Istanbul Turkey

Pada gambar anak kecil yang berada di tengah di atasnya terdapat lambang hati warna merah entah apa maksudnya? kalaupun tak diberi gambar jantung pun tak masalah.
* Jamaah yang berbaju kuning matanya terlihat menatap ke atas padahal seharusnya pandangan tertuju pada tempat sujud dan bukan selainnya.
* Di belakang jamaah terlihat gambar berbentuk bulat seperti jam yang tertempel di dinding bagian atas. Jika Benar gambar bulat tersebut menempel di dinding berarti bisa diartikan itu dinding Mighrab/Tempat Imam (didukung dengan efek bayangan yang ditimbulkan oleh 2 pilar yang ada).
* Bukankah lumrahnya di belakang jamaah jika kita ambil sudut pandang dari depan yang terlihat adalah pintu masjid/suasana halaman masjid?? Artinya Jamaah tersebut sedang melakukan Sholat dengan membelakangi Kiblat. Bagaimana ini bisa terjadi?.
***

Moga saja pihak penerbit beritikad baik serta lekas menuntaskan kasus ini, sebab kemungkinan terburuk adalah pembaca buku ini tak sadar akan kesalahan yang ada dan berpikir seperti hal-hal yang telah disebut oleh beberapa penulis di atas, dan hal itu mendatangkan sebuah bahaya. Bagaimana tak bahaya?! Pembaca (mayoritas anak) akan digiring kepada kesimpulan dimana bahwa gambar yang ada adalah Nabi Muhammad saw, dan juga tentang bebasnya memilih arah kiblat!. padahal seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa menggambar wajah Nabi Muhammad serta Kiblat sudah ada aturan mainnya dalam Islam. Naudzubillahi min dzalika.

Bagaimana Islam Memandang Masalah ini ?
1. Secara Logika.
Meski kita berdalih bahwa tujuan menggambar wajah nabi untuk kemanfaatan atau dilandasi niat baik namun tetap saja yang demikian tidak dibenarkan. Karena ini tidak sejalan dengan kaidah Saddu adz Dzaroi’ (menutup pintu kemaksiatan) dimana adanya pelarangan akan suatu hal dengan pertimbangan akan timbulnya resiko yang besar jika hal itu dilakukan. Dan lagi jika gambar itu diproduksi maka orang-orang (muslim) akan memajangnya di tiap-tiap rumah mereka sebagai sesuatu yang dikultuskan. Tengok saja fenomena gambar wali yang sedemekian rupa dikultuskan. Bukankah sebuah gambar yang dipajang dengan dasar pengkultusan hukumnya adalah haram? Begitu pula jika tujuan menggambar wajah nabi untuk menghina.

2. Menurut Hadits.
“Siapa orang yang berbohong atasku (dalam segala hal) maka bersiap-siaplah tempatnya adalah di neraka” (HR. Imam Bukhari).
Hadits di atas begitu terang benderang. Dalam konteks ini kebohongan yang dimaksud adalah “benarkah si pelukis yakin bahwa gambar yang ia lukis adalah sesuai dengan wajah nabi?” Jika si pelukis memang merasa yakin, pertanyaan selanjutnya adalah “apakah pernah si pelukis melihat wajah nabi?” Jika jawabannya “tidak” maka itulah bentuk kebohongan/dusta.

3. Menurut Ijma
Jikalau dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah tak disebutkan haramnya menggambar wajah nabi, maka kita perlu mencari tahu apa kata ulama dalam perkara ini. Sebab selain Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam Islam ada Ijma (kesepakatan ulama) dan Qiyas. Dalam hal ini Ijma ulama adalah haram hukumnya menggambar wajah Nabi Muhammad saw.

Kiranya kita berpatokan pada empat dasar hukum tersebut dan bersikap secara bijak.*

muslimdaily.net