Surat-Surat dan Stempel Nabi Muhammad Saw

Al-Qur'an turun melalui Malaikat Jibril As kepada Rasulullah Saw bukan dengan Tulisan tapi dengan Lisan. Bahkan Ayat pertama yang turun kepada beliau bukan kalimat “Uktub” atau “Tulislah” tapi ayat pertama turun berbunyi “Iqra’” artinya “Bacalah”.

Dari salah satu mu’jizat Nabi saw yang terbesar adalah bahwa beliau yaitu tidak bisa membaca dan menulis, akan tetapi beliau memiliki ingatan yang sangat kuat, inilah sebabnya wahyu yang turun kepada beliau dari Allah baik melalui Jibril atau langsung bisa diterimanya dengan mudah,karena ingatan dan hapalan Rasulullah Saw super hebat, luar biasa tidak bisa disamakan dengan ingatan dan hapalan orang orang biasa. Maka semua wahyu yang dibacakan Jibril as yang turun dari Allah kepada beliau bisa langsung melekat di ingitan Rasulullah Saw tidak bisa terlepas atau lupa lagi.

Jelasnya, kalau ada orang mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu seorang seniman sastra atau seorang penulis atau pengarang berarti dia tidak mengetahui sejarah Rasulullah Saw atau berarti dia telah melecehkan Islam. Orang pintar pada masa Rasulullah Saw bukanlah orang yang pandai menulis dan membaca, tapi yang hebat pada zaman itu adalah orang yang hapalanya kuat, kalau begitu menulis bukalah budaya orang Arab. Orang Arab di masa itu merasa malu jika diketahui ia pandai menulis. karena mereka mengandalkan diri mereka kepada hapalan. Orang yang pandai menulis berarti hapalannya sangat lemah, dan semua ilmunya disimpan dalam tulisan bukan dalam otak. begitulah gambaran orang pintar dimasa lalu.

Karena Islam adalah agama terbuka dan bisa beradaptasi untuk menerima budaya lain. maka setelah wafatnya Rasulullah Saw, para sahabat mulai mengumpulkan Al-Qur’an dari penghapal penghapal agar mu’jizat Rasulullah itu tidak putus dan habis sepeninggalan mereka atau sehabis para penghapal itu wafat. Maka terbentuklah “Lajnah” untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan ini tentu memerlukan waktu dan tenaga luar biasa. Setelah terkumpul mulailah mereka menulis demi untuk menjaga keselamatan Al-Qur’an dari tangan tangan Iblis dan memeliharanya agar tetap Asli sesuai dengan yang diterima Rasulullah, bersih, murni dan terjaga “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” al-Hijr 9.

Begitu pula hadist hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan atau disampaikan dengan lisan memiliki kedudukan yang lebih kuat daripada riwayat yang disampaikan dengan tulisan. Walaupun demikian, Islam adalah agama terbuka dan menerima budaya yang datang dari luar, atau menerima cara orang lain selama budaya dan cara mereka itu baik tidak keluar dari rel rel syariat Allah. Contohnya adalah pengumpulan Al-Quran dan hadist-hadist Nabi saw, begitupun salinan surat surat asli Rasulullah Saw sesuai dengan text Aslinya yang dikirim kepada raja raja dan penguasa penguasa negeri setelah Islam mulai kuat di Madinah dan mulai berkembang luas ke seluruh penjuru dunia.

Banyak budaya dan cara orang lain masuk ke dunia Islam dan diterima semasih budaya dan cara itu bisa diterima kebenaranya. Contohnya setelah Rasulullah Saw membuat surat surat kepada raja raja dan penguasa penguasa negeri untuk mengajak mereka masuk ke agama Islam, salah seorang sahabat mengatakan bahwa orang-orang kafir tersebut tidak mau menerima surat surat tanpa distempel lebih dahulu, maka Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat untuk membuatkan baginya stempel. Kemudian dibuatlah stempel berupa cincin yang berukiran kalimat “Muhammad Rasulullah“. Stempel ini dikenakan Rasulullah Saw di tangan kanan beliau sampai beliau wafat.


Semua surat surat Rasulullah Saw yang dikirim kepada raja dan penguasa negeri disambut dengan baik dan sangat dihargai sekali oleh mereka kecuali surat beliau yang dikirim kepada Kisra atau Khosrau II (Penguasa Persia). setibanya surat beliau kepada Khosrau dan sehabis dibaca surat beliau dirobek robek oleh Khosrau. Rasulullah pun berdoa: “Ya Allah robek robeklah kerajaannya” terbukti, hancur dan musnah.

Kalau kita membaca isi surat surat Nabi saw yang dikirim untuk penguasa penguasa dunia kita bisa lihat dengan jelas bahwa Rasulullah Saw adalah seorang yang ahli berdiplomasi dan sangat pintar bersiasat. Kita bisa melihat bahwa beliau sangat menghargai dan memuliakan kedudukan mereka sebagai raja atau penguasa negeri.

Di bawah ini terlampir 4 surat Rasulullah Saw:

Surat Nabi saw untuk Raja Negus / Najasyi (Penguasa Ethiopia):

Isi surat:
Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan (kuasa) Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan keselamatan hanya bagi yang mengikuti petunjuk.

Surat Rasulullah Saw untuk Raja Heraclius (Kaisar Romawi):
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Keselamatan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahala bagimu dua kali lipat dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa seluruh orang-orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah dan tidak pula kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64

Surat Rasulullah Saw untuk Raja Khosrau II (Penguasa Persia):

Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa seluruh orang-orang Majusi.

Surat Rasulullah Saw untuk Al-Muqawqis, Raja atau Penguasa Mesir:
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Keselamatan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali lipat. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa seluruh penduduk Mesir. setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, ia membalas surat beliau dan menerima Islam dengan penuh ke-Imanan.